Politik tampaknya sudah menjadi pilihan hidup Dewi Coryati. Semasa menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, dia telah tergabung dalam kepengurusan Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan. Gelar magister ilmu politik dari Program Pascasarjana Universitas Indonesia digenggamnya pada 2008 meski pendidikan sebelumnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan politik.
Di Partai Amanat Nasional, satu tahun setelah reformasi, Dewi bergabung dan menjadi pengurus Badan Pemberdayaan Perempuan. Wakil Sekretaris Komite Pemenangan Pemilu Nasional PAN serta Pembimbing Wilayah PAN di Provinsi Bengkulu merupakan dua jabatannya kini di partai besutan Amien Rais itu. Dia juga menjadi ketua Kaukus Perempuan Politik Republik Indonesia.
Dalam masa jabatannya sebagai anggota DPR RI, Dewi pernah mengikuti pelatihan “House Democracy Partnership Study Mission Strengthening Committee Operation In The Legislature” di Amerika, menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Conference of the Parties (COP) 21, The 2015 United Nations Climate Change Conference (Konverensi Perubahan Iklim Dunia) di Paris, serta menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Conference of the Parties (COP) 22, The 2016 United Nations Climate Change Conference (Konverensi Perubahan Iklim Dunia) di Maroko.
Di DPR RI, saat ini, Dewi duduk di Komisi IV yang membidangi pertanian, pangan, maritim, dan kehutanan, bermitra dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian, Badan Urusan Logistik, serta Dewan Maritim Nasional.
Kerja Nyata
Berpolitik bagi Dewi Coryati berarti menjalankan amanah dari konstituennya, bukan mencari suara kemudian berjalan sendiri. Politik adalah urusan perut yang perlu diisi dan harga diri masyarakat di daerah pemilihannya. Karena itu, dia selalu memperjuangkan tiga hal untuk masyarakat Bengkulu, yakni pendidikan, pertanian, dan perikanan. Selama 2014—2018, total sudah lebih dari Rp165 miliar bantuan dia distribusikan.
Di bidang pendidikan, tidak kurang dari Rp5 miliar dana disalurkan untuk rehabilitasi gedung sekolah, serta penyediaan buku untuk perpustakaan dan alat peraga. Selain berbentuk fisik, sejumlah beasiswa dengan nilai total lebih dari Rp60 miliar dibagikan kepada siswa dan mahasiswa Bengkulu. Ada beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik untuk para mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta, beasiswa Bidikmisi untuk 556 mahasiswa, serta beasiswa Program Indonesia Pintar untuk 60.372 siswa SD, SMP, SMA, SMK, Berbagai pelatihan keterampilan juga diadakan untuk menambah daya saing anak muda Bengkulu.
Bantuan peralatan berupa alat pemipil jagung, pompa air, handtractor, mesin pemanen padi, dan mesin perontok padi diperjuangkannya demi menunjang pertanian dan perikanan di Bengkulu. Selain peralatan, ada bantuan dana berupa program-program bantuan budi daya ikan air tawar untuk ratusan kelompok tani, Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Pengolahan dan Pengembangan Pemasaran Hasil Perikanan, Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Lembaga Mandiri Mengakar di Masyarakat, Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik, serta Pengembangan Usaha Mina Perdesaan Perikanan dengan total dana Rp70 miliar lebih.
Keluarga Bengkulu
Dewi Coryati lahir dari ayah dan ibu asli Bengkulu. Sang ayah, Buchari Tany, merupakan anak dari Moh. Tha’i, pesirah dari wilayah Marga Bermanu Sungai Hita yang meliputi Pasar Pedati, Talang Jarang, Paku Aji, Tanjung Terdana, Linggargaling, Baturaja, Sungai Hitam, dan Talang Pauh. Pesirah adalah orang yang mengepalai sebuah marga.
Buchari yang berkarier di Bank Indonesia dan diangkat sebagai Direktur Utama Bank Bengkulu berasal dari Kabupaten Kaur dan Bengkulu Tengah. Ibu Dewi, Rohana Fikir, seorang pengajar di IAIN Kendari, berasal dari Kabupaten Kaur. Rohana merupakan seorang guru mengaji bagi para ibu di daerahnya.
info detail tentang Dewi Coryati cek www.DewiCoryati.com